Daftar Isi

Posted by : Syah 14 September 2012

Diktator Jerman, Adolf Hitler diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, fakta itu kini dipertanyakan. 
Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat menyatakan tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin NAZI tersebut. Itu adalah tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun.


Hal ini makin menguatkan teori tentang Indonesia sebagai tempat persembunyian terakhir Adolf Hitler. Jejak keberadaan sang Fuhrer di Indonesia pertama kali diketahui di Dompu kemudian Bima lalu sumbawa besar dan terakhir meninggal di surabaya..
Pada tahun 1954 Adolf Hitler masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama dr. Poch. Bagaimana caranya hingga sang Fuhrer  "terdampar " di Sumbawa besar kemungkinan menyamar sebagai seorang dokter yang bertugas di Kapal medis " Hope " yang memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat sumbawa. Hal ini berdasarkan pengakuan para saksi berikut :

1. Ahmad Zuhri Muhtar ( Pasien dr Poch , dimuat laman www.sumbawanews.com ) 

Pengalaman paling menarik yang masih terpatri dalam ingtan saya dengan dr Poch saat itu adalah ketika sebuah kapal berlabuh dilepas pantai Labuhan Sumbawa, Sumbawa Besar. Kapal tersebut yang terakhir baru saya ketahui adalah Kapal Rumah Sakit yang memberikan pengobatan gratis kepada masarakat. Saat itu saya diajak paman saya alm. Haji Muhammad Zain Anwar yang saat itu menjabat Kepala Sekolah Guru Bawah SGB, naik keatas Kapal yang kalau tidak salah bernama Hope dan ditemani dr Poch. Saya bahkan sempat digendong dr Poch ketika naik dari boot keatas kapal.Diatas kapal yang besar itu banyak terlihat orang bule dan sedikit sekali orang Indonesia. Karena saya tidak sebagai pasien maka saya lebih banyak bermain diatas kapal. Ketika pulang saya diberikan bingkisan susu bubuk oleh orang-orang bule itu. Keesokan harinya para bule yang kebanyakan wanita itu diajak menyaksikan Kerapan Kerbau salah satu permainan orang Sumbawa. Siang harinya para krue kapal Hope itu mampir dirumah paman saya yang faseh berbahasa Jerman. Ditempat ini mereka disajikan masakan khas Sumbawa Sepat dan Singang. Kelihatanya mereka sangat senang kala itu dan saya pun kembali mendapat hadiah jam tangan dari salah seorang bule itu. Selama didarat para ABK kapal Hope itu selalu ditemani dr Poch. Dimata saya, dr Poch adalah orang yang peramah dan lemah lembut. Hanya saja kelihatan nya sangat angker. Tetapi jika tidak dalam tugas ia sering bertandang kerumah-rumah pejabat atau tokoh masarakat di Sumbawa Besar. Disitulah saya melihat dr Poch sarat dengan keramah tamahan bahkan jika datang kerumah paman saya ia selalu terlihat bercanda dan tidak lupa membawakan kami permen kelereng ( sebutan kami untuk permen yang berbetuk seperti kelereng ) Dr.Poch tidak merokok dan dia sangat tidak suka dengan orang yang merokok. Satu ketika ia bertandang kerumah paman. Saat itu paman saya sedang menghisap rokok dan langsung saja dr Poch mengambil rokok tersebut dari mulut paman saya. Saya masih ingat kata-katanya saat itu. “ Pak Zein mau cepat mati ? ujar dr Poch. Paman saya sebenar nya tidak merokok. Ia baru merokok jika ada yang memberinya rokok.

2. dr.Sosrohusodo ( rekan dr Poch , dimuat harian Pikiran rakyat , Vivanews.com )

    dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. 
Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. 
Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. 
Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun. 
Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan. 
Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler. 
Keyakinannya bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. 
Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. "Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf."
Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.
Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) -- yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman. 
Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi. 
"Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing," kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana. 
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali."
Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.



3. Aries Zulkarnain ( Warga Sumbawa / Vivanews.com )
Salah satu saksi keberadaan dr Poch mengatakan dokter itu punya dua kepribadian yang bertolak belakang, pemarah namun sering bercanda dengan warga. 
"Dia pemarah, banyak memberi resep dengan mulut [menyebutkan nama obat], tapi kalau ada yang tanya lagi, dia bilang, kan sudah saya bilang," kata Aries ketika dihubungiVIVAnews, Senin 22 Februari 2010. 
Poch juga akan marah jika pasiennya menyebut penyakit yang mereka derita. "Apa kamu dokter?," kata Aries, menirukan gertakan yang sering diucapkan Poch. 
Ditambahkan Aries, Poch yang dia kenal juga humoris. "Nggak takut guyon dengan masyarakat," kata dia. 
Yang paling menonjol dari Poch, ungkap Aries, adalah caranya menyetir mobil Jeep kap terbukanya.
"Jalan-jalan di Sumbawa dulu belum bagus, tapi dia menyetir dengan satu jari. Luar biasa," kata Aries. 
"Itu tanda-tanda dia mantan tentara," tambah Aries. 
Meski tak pernah menyangka bahwa Poch adalah Hitler, Aries mengaku masyarakat memperkirakan dia mantan tentara NAZI. 
"Dia sangat enerjik, kelihatan sekali tentaranya. Warga saat itu sudah mengira dia mantan tentara NAZI," jelas dia. 

Masuk Islam dan menikahi wanita Pribumi.

Ketika istrinya itu kembali ke negeri asalnya, Poch lalu kesepian. Kemudian Hitler bertemu dengan seorang gadis bernama Sulaesih yang sedang menggembara ke Sumbawa Besar, yang akhirnya dilamar oleh Hitler.
Tidak lama setelah dr Poch melamar Sulaesih, beliau memeluk agama Islam pada tahun 1964, yang disaksikan oleh Ketua Kantor Agama di Sumbawa, (tapi sayang Sulaesih lupa namanya) dan mengganti namanya menjadi Abdul Kohar. Pada tahun 1965 Hitler pun menikahinya.


"Dia menyendiri lalu kawin lagi dengan istinya yang asal [Pulau] Jawa, saya tidak tahu persisnya, mungkin Garut," kata Ahmad 
Ada lagi fakta menarik soal dr Poch yang diungkap Ahmad. Kata dia, dr Poch bahkan masuk Islam karena menikah dengan perempuan muslim. 
"Dinikahkan secara Islam, resepsinya di pendapa kabupaten. Ceritanya seperti itu," tambah Ahmad. 


dr Poch lalu pindah ke Surabaya, ke tempat istri barunya. 
Keterangan Ahmad bersesuaian dengan kisah yang diungkap dr Sosrohusodo -- dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertemu Poch di Sumbawa. 
Kata Sosro, setelah istrinya yang asal Jerman, diduga Eva Braun, meninggalkannya, Poch yang diduga sebagai Hitler menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial 'S'. Terakhir 'S' diketahui tinggal di Babakan Ciamis. 
Awalnya 'S' menutup mulut, namun akhirnya kepada Sosro, dia menyerahkan sejumlah dokumen milik suaminya, termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.
Ada juga buku catatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman
Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.
"Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun," kata Sosro. 
Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler -- yakni  B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar.
Istri kedua Poch, 'S' juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "jangan bilang siapa-siapa." 
dr. Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.

Jejak Der Fuhrer : Adolf  " Poch " Hitler di Indonesia.



Adolf Hitler ( kanan ) , dr Poch ( Kiri )




Foto dr Poch bersama istri keduanya Sulaesih ,wanita asal Babakan. Ciamis Jawa barat





 Surat Izin Masuk Indonesia dr Poch.


Kutipan surat perkawinan campuran dr Poch - Sulaesih.


Foto Saat pernikahan dr Poch.




 Makam dr Poch di TPU Ngangel Utara , Surabaya




Entah kebetulan atau disengaja Kolom lahir dan meninggal dr Poch dibiarkan kosong




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Total Tayangan Halaman

Chat

Popular Post

Followers

Flag Counter

free counters

- Copyright © 2013 Sisi lain -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -